![]() |
| Peluncuran rudal Tomahawk dari USS Barry saat intervensi militer Amerika Serikat terhadap Libya, 2011 (Wikimedia Commons) |
Meskipun para demonstran dengan cepat merebut Kota Benghazi, pasukan Khadafi merespons cepat aksi tersebut, menandai peristiwa pertumpahan darah antara pasukan sang diktator dengan warga sipil.
Mengutip resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melindungi warga sipil dan memberlakukan zona larangan terbang, pasukan NATO memulai operasi serangan udara untuk melawan Khadafi. Intervensi itu dengan cepat membalikkan situasi untuk keuntungan kelompok demonstran dan warga sipil anti-Khadafi.
Menurut laporan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak meminta otorisasi Kongres sebelum meluncurkan pesawat AS untuk melakukan serangan udara. Namun, presiden ke-44 AS itu berargumen bahwa The 1973 War Powers Act tidak berlaku untuk kasus intervensi Libya.
Karena, intervensi militer itu dilakukan untuk mendukung operasi tempur NATO dan bukan sebuah operasi militer tunggal AS. Sementara itu, Kongres tetap tidak menerima justifikasi tersebut.
Akhirnya, kampanye udara berakhir pada bulan Oktober 2011 setelah Khadafi ditangkap saat bersembunyi di sebuah saluran pembuangan dan dibunuh oleh massa. Hingga kini, intervensi Libya masih menjadi salah satu operasi militer yang kontroversial. (Liputan6)

